SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA


Sekilas tentang SMA Pangudi Luhur Yogyakarta..........


SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terletak di pusat kota Yogyakarta ini semula adalah Sekolah Guru A (Atas: dipersiapkan menjadi Guru SMP) khusus putra yang didirikan oleh para imam Jesuit pada bulan April 1942. Namun pada tanggal 9 Agustus 1952 sekolah ini diserahkan kepada para bruder FIC yang kemudian menempati gedung milik Bruder-bruder FIC di Jl Senopati 16, dan pada tahun 1965 secara resmi dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur milik para Bruder FIC.

Tahun 1973 SGAK ini kemudian berubah menjadi SPG dan menerima siswa putri. setelah perjalanan panjang dilalui, karena perubahan kurikulum yang terjadi pada tahun 1989, maka pada tahun tersebut SPG berubah menjadi SMA setelah dua tahun sebelumnya gedung sekolah pindah ke Jl Senopati 18 (hingga kini).

Seperti bayi yang baru lahir, SMA Pangudi Luhur memulai kehidupan baru sebagai sebuah SMA di tahun tersebut. Namun berkat usaha keras dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, kini SMA Pangudi Luhur sudah mengalami banyak kemajuan yang cukup pesat terutama dari segi fasilitas dan perkembangan sumber daya manusia di dalamnya. sehingga tidak heran jika di tahun 2005 SMA menerima akreditasi dengan nilai A.

Di bawah pengelolaan para Bruder FIC, SMA Pangudi Luhur sungguh bertumbuh menjadi sekolah yang mengunggulkan nilai-nilai kehidupan dalam setiap ilmu yang ditawarkan. sehingga setiap pribadi yang ada di dalamnya akan bertumbuh dalam kesadaran bahwa melalui ilmu pengetahuan hidupku akan kubaktikan bagi Tuhan dan sesama.

VISI, MISI, TUJUAN

Visi

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan cara menempatkan Tuhan Allah sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju PRIBADI dewasa, beriman, berpengetahuan, trampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur, dan terbuka menghadapi tantangan jaman.

Misi

Membantu mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat dan berbudi pekerti luhur, menghargai, menghormati sesamanya dan menerima diri sebgai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.

Tujuan

1. Menghasilkan peserta didik yang dengan ilmu pengetahuannya mau mengadikan diri bagi Tuhan dan sesamanya.
2. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap profesional tanpa membedakan agama, ras, suku, dan tingkat sosial.
3. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan berorganisasi dan bermasyarakat.
4. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dan orang tua, alumni, masyarakat sekita, sekolah lain, Perguruan Tinggi, maupun lembaga-lembaga lain.
5. Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di Perguruan Tinggi yang berkualitas baik dan mampu menentukan pilihan sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka.

FASILITAS

Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan bagi para peserta didik, SMA Pangudi Luhur senantiasa berusaha meningkatkan fasilitas yang ada di sekolah. Antara lain:
1. Laboratorium komputer
2. Laboratorium Bahasa
3. Laboratorium IPA
4. Ruang Multi Media
5. Ruang Doa
6. Ruang Kesenian
7. Perpustakaan dan Ruang Baca
8. Ruang Diskusi
9. Studio Musik
10. Semua Ruang kelas Ber-AC

EKSKUL

Untuk mencapai pribadi yang utuh tidak hanya cukup dengan ilmu pengetahuan saja, maka SMA Pangudi Luhur juga menawarkan bermacam-macam kegiatan lain yang bisa diikuti oleh para peserta didik, dalam kegiatan Ekstra Kulikuler, antara lain:
a. Olah Raga:
1. Renang
2. Basket
3. Volley
4. Tae Kwon Do
5. Sepak Bola
6. Badminton
b. Kesenian:
1. Paduan Suara
2. Bina Vokalia
c. Ketrampilan:
1. Komputer
2. Bahasa Inggiris
3. Jurnalistik
d. Kreativitas Siswa:
1. Teater
2. Cheerleader and Dance
3. Breakdance
4. Peer Education
e. Kelompok Karya Ilmiah (KIR)
Es Tempe

Bahan :
  • 200 g tempe, kukus dan haluskan
  • 200 g tepung hunkwe
  • 200 g gula (atau secukupnya)
  • 1 sdt garam (atau secukupnya)
  • 50 g susu bubuk
  • 600 cc susu cair
Cara membuat :
  1. Campur semua bahan hingga menjadi adonan yang rata. masak dengan api kecil sambil diaduk hingga matang. Angkat danhilangkan uap panasnya.
  2. Ambil cetakan, masukkan adonan hingga penuh, ratakan.
  3. Simpan dalam lemari pendingin hingga beku. Sajikan.
Untuk 10 porsi

Sumber : Ummi Spesial Edisi Anak Juni-Agustus 2009/1430 H


Resep bikin Tempe Gariiiiiiiiiidddd

Namanya Tempe Garit. Aku yakin semua juga sudah tahu kok, cuma barangkali ada yang penasaran, jadi tetap aku postingkan di sini ya. Tempe garit itu adalah tempe goreng. Sebelum digoreng digarit-garit dulu alias dikerat-kerat dengan pisau. Maksudnya agar bumbu lebih meresap ke dalamnya.

Yang enak buat tempe garit sebenarnya adalah tempe yang dibungkus daun secara ‘indivudual’, dibungkus satu per satu jadi tidak perlu dipotong-potong saat akan digoreng. Yang beginian memang sudah jarang diperoleh di Jakarta. Kebanyakan tempe dibungkus plastik dan utuh besar-besar, harus dipotongin sebelum dimasak. Kalau mau bisa saja membuat tempe sendiri dan dibungkus secara individual gitu.

BAHAN:
10-15 bh tempe bungkus kecil
minyak goreng

BUMBU dihaluskan:
2 siung bawang putih
1/2 sdt ketumbar
garam secukupnya
bumbu penyedap bila suka

CARA MEMBUAT:

  • Buka tempe dari daun pembungkusnya. Garit-garis (kerat-kerat) permukaannya dengan pisau tajam.
  • Bumbu dihaluskan, beri sedikit air, sedikit aja ya jangan terlalu banyak, asal sudah bisa membasahi semua tempe.
  • Usap-usapkan bumbu ke tempe garit. Biarkan meresap beberapa saat.
  • Goreng dalam minyak panas hingga kekuningan.
  • Sajikan panas-panas.
  • TIPS & TRIK:

  • Minyak panaskan dulu dengan api besar, setelah tempe masuk kecilkan sedikit apinya agar garing tempenya.
  • Tempe garit ini enak dimakan dengan nyeplus cabe rawit. Tapi asik juga buat lauk sop cakar, rebung masak gurih, ataupun kangkung belacan.
  • Kalau mau, cara yang sama bisa diterapkan pada tahu. Cuma namanya bukan lagi tempe garit ya, tapi tahu garit kali….:D
  • Tempe gembus beda dengan bongkrek

    SEMARANG - Dosen Teknologi Pangan dan Gizi Universitas Se­marang (USM), Ir Rohadi Jarot MP, me­­ne­gaskan bahwa tempe gem­bus, bong­krek, maupun oncom memiliki perbedaan, khu­susnya me­nyang­kut bahan baku yang di­gu­nakan. Tempe gembus, terbuat da­ri ampas tahu, tempe bongkrek da­ri ampas ke­lapa, dan oncom ber­asal dari bungkil kacang tanah.

    Dijelaskan, dengan pengolahan yang benar, tempe gembus cen­de­rung aman. Namun, pada tempe bong­krek yang terbuat dari ampas ke­lapa, justru relatif bisa menimbulkan racun. Pa­sal­nya, se­lain kemungkinan munculnya bakteri dan jamur karena pro­ses fermentasi yang tidak sempurna, juga diakibatkan pada sifat asam bongkrek maupun toksoflavin yang tetap stabil meski dipanaskan pada suhu 120 derajat celsius.

    ”Bakteri pseudomonas cocovenenans yang timbul pada pro­ses fermentasi yang tidak sempurna akan menghasilkan enzim ter­tentu yang bisa memecah sisa minyak kelapa dalam tempe bong­krek. Proses tersebut menghasilkan asam lemak dan glise­rol. Selanjutnya, asam lemak akan mengalami pe­mecahan yang membentuk asam bongkrek dan sebagian toksoflavin. Baik asam bongkrek maupun toksoflavin, masih te­tap bertahan pada pe­manasan tinggi sampai suhu 120 derajat celsius,” urai Rohadi ke­pada Wawasan, pagi tadi.

    Dengan sifat yang seperti itu, imbuh dia, racun pada tempe bongkrek tidak akan mati meski dimasak atau digoreng. Apalagi jika hanya sebatas direbus. Karenanya, masyarakat diminta lebih waspada dalam mengonsumsi tempe bongkrek. Jika tempe bongkrek sudah berwarna kekuningan, semestinya makanan tersebut tidak dikonsumsi. Sebab, dalam kondisi tersebut, tempe bongkrek sudah ditumbuhi jamur Aspergillus flavus dan timbul asam bongkrek.

    "Sebenarnya, tidak hanya tempe bongkrek yang berisiko timbulnya bakteri. Tempe gembus dan oncom pun memungkinkan terjadi hal yang sama. Tapi, mengingat kandungan minyak dalam tempe bongkrek cukup banyak, kemungkinan kontaminasi dalam tempe bongkrek juga semakin besar," beber Rohadi.

    Aflatoksin
    Sementara itu, staf pengajar Teknologi Pangan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ir Sumardi MSc, mengungkapkan, aflatoksin bisa dihasilkan pada semua produk yang dengan bahan kacang-kacangan yang sudah rusak.

    Aflatoksin dapat keluar pada kacang yang telah mengalami kerusakan. Sehingga, baik pada tempe bongkrek maupun tempe gembus yang dibuat dengan bahan kacang-kacangan yang sudah rusak, bisa juga mengeluarkan aflatoksin.

    ’’Jika aflatoksin meracuni jamur yang memfermentasi maka fermentasi pada kacang akan gagal. Sehingga kemungkinan untuk sampai menjadi tempe dan dapat meracuni sehingga menimbulkan kematian sangat jarang,’’ jelas dia.

    Jika aflatoksin sampai meracuni sedang kacang sampai terurai menjadi tempe maka, dalam tempe tersebut muncul racun yang tidak mengganggu fermentasi dan itu tersedia dalam jumlah yang sangat besar. "Fermentasi di daerah dingin fermentasi lebih lambat," tambah dia.

    Sementara itu, terkait adanya isu tempe gembus sebagai penyebab kematian masal di Magelang, tambah dia, Sumardi berharap masyarakat tidak panik sehingga menimbulkan dampak penurunan minat ma-syarakat dalam mengkonsumsi tempe gembus.